Kado Spesial untuk Muslimah

Nur Annisa, seorang wanita yang kini beranjak dewasa. Namun, seiring bertambahnya umur, kelakuan Nisa semakin tomboy seperti anak laki-laki. Setiap pulang dari sekolah ia berani mengajak teman laki-lakinya masuk kedalam kamar untuk belajar bareng, meskipun pintu kamar tetep terbuka Sang ibu dan kakaknya kewalahan mendidik Annisa. Ibu Annisa bukannya tidak mendidik anaknya hukum syariat Islam. Tetapi keadaan lingkungan sekitarnya tidak mendukung Annisa untuk bertingkah laku layaknya seorang wanita dan mengamalkan syariat Islam.

Langkah awal yang dilakukan untuk mendidik Annisa, sang ibu menyuruh anaknya untuk mengenakan kerudung/ jilbab. Permintaan ibu itu ditolak Nisa dan seringkali berakhir dengan pertengkaran antara sang ibu dan anaknya. Pernah suatu hari Annisa berkata agak keras, ”coba Mama lihat tetangga kita pun ada anaknya yang pakek jibab tapi perangainya sama seperti orang yang gak pakek jilbab. Banyak kok temen-temen Nisa yang pakek jibab pergi bareng dengan om-om, pegang-pegangan tangan. Walaupun Nisa gak pakek jibab, tapi Nisa gak segitunya Ma!”

Sang ibu hanya mampu mengelus dada mendengar perkataan anaknya itu. Seringkali sang ibu menangis di akhir malam dalam qiyamullailnya. Terdengar lirih sang ibu seraya berdoa, ”Ya Allah, kenalkanlah Nisa pada hukum-hukum Mu, agar anakku menjadi anak yang soleha.”

Pada suatu hari di dekat rumah Annisa kedatangan tetangga baru yang baru saja pindah. Sebuah keluarga yang dianugerahi 6 orang anak yang masih kecil-kecil. Ayah dari keenama anak tersebut bernama Abu khoiri. Hari demi hari dijalani oleh keluarga tersebut. Hingga terdengar gosip mengenai istri Abu Khoiri yang seringkali tidak keluar dari rumah. Hingga banyak orang yang menggosipi istri Abu khoiri sebagai wanita buta, tuli dan bisu. Gosip ini terdengar oleh Annisa.

Keesokan harinya, Nisa mempertanyakan kebenaran gosip itu pada kakaknya. ”Kak, apakah benar gosip bahwa tetangga baru kita itu buta, tuli dan bisu?” lalu kakaknya menjawab dengan cuek, ”Kalau mau tau, datang aja kerumahnya dan tanya sendiri!”

Annisa sangat penasaran dengan istri Abu Khoir. Kemudian ia bertamu kerumah tetangganya tersebut sendirian untuk mencari tau kebenaran gosip yang ia dengar.

Sepulang dari rumah Abu Khoir, wajah Nisa yang periang, ceria berubah drastis menjadi pucat lesu. Entah apa gerangan yang terjadi pada dirinya sehingga membuat kakak dan sang ibunya bingung.

Dua hari kemudian, Nisa meminta ibunya untuk membuatkan jilbab/kerudung yang menjulur sampai kebawah. Sang ibu senang mensengar hal itu, Nisa sekarang mengenakan pakaian berlengan panjang dan menutup aurat. Tidak ada lagi temen laki-lakinya yang sering main kerumah dan masuk kamar Nisa.Sang ibu, melihat anaknya itu sering merenung, sering membaca majalah Islam, dan ibadahnya pun melebihi yang dilakukan kakaknya. Tak ketinggalan tahajud, baca Al-Quran, sholat sunahnya, bahkan yang lebih menakjubkan lagi setiap bertemu dengan teman laki-lakinya, Nisa menundukkan pandangannya.

Subhanallah……segala puji hanya bagi Engkau, Ya Allah…jerit hati sang ibu.

Beberapa minggu kemudian, kakak Annisa mendapatkan panggilan untuk bekerja di sebuah perusahaan ternama di Kalimantan yang bernama CALTEX, perusahaan yang bergerak di pertambangan minyak. Setelah bekerja selama 2 bulan di perusahaan tersebut, sang kakak mendapat kabar dari ibunya bahwa Annisa sedang sakit hingga sang ibu meminta dirinya untuk pulang kerumah (di Madiun). Selama perjalanan sang kakak menangis seraya berdoa “Ya Allah, berikan kesembuhan untuk Nisa, adik ku Ya Allah…”

Hanya itu yang mampu dilakukan oleh sang kakak selama perjalanan pulang kerumah.

Ketika sampai di rumah, di depan pintu sudah banyak orang yang berdatangan, hati sang kakak tak bisa tenang, kemudian ia berlari memasuki rumah untuk melihat keadaan adik semata wayangnya. Sang kakak melihat ibunya menangis. Hati sang kakak semakin dicekam rasa takut kehilangan adik yang ia sayangi. Sang kakak yang bernama Adi segera menghampiri ibunya lantas memeluknya dengan erat. Dalam isak tangis, sang ibu memberi tau Adi, “Di…adik Nisa mampu mengucapkan dua kalimat syahadat di akhir hayatnya”….air mata tak dapat lagi di bendung.

Setelah selesai upacara pemakaman sang adik, Adi masuk ke kamar alm.Nisa. dan kemudian Adi menemukan sebuah buku diari merah jambu yang berada di atas meja.

Buku diari yang selalu Nisa tulis…,diari tempat Nisa menghabiskan waktunya sebelum tidur sepanjang hidupnya.

Adi pun membaca sehelai demi sehelai diari merah jambu itu, hingga pada satu halaman yang menguak misteri dan pertanyaan yang timbul dari hati sang ibu dan Adi sendiri. Perubahan yang terjadi ketika Nisa pulang dari rumah Abu Khoiri. Pada halaman itu tertulis dialog antara Nisa dan isteri tetangga kami itu. Adi melihat banyak bekas tetsan air mata adik tercintanya….Dialognya seperti ini :

Annisa : Assalamualaikum, Bu? Wajah ibu terlihat masih sangat muda dan cantik. (aku lihat wajah wanita ini cerah dan bersinar seperti bidadari)

Isteri tetangga ku : Alhamdulillah baik…sesungguhnya kecantikan itu timbul dari hati.

Annisa : tapi kan Ibu sudah memiliki 6 orang anak…kok masih terlihat cantik

Isteri tetangga ku : Subhanallah…sesungguhnya keindahan itu hanya milik Allah SWT. Dan bila Alloh SWT telah berkehendak, siapakah yang bisa menolaknya…?

Annisa : selama ini, ibu saya menyuruh saya pakai jilbab. Tetapi saya menolak, dan saya pikir tidak ada masalah kalau saya tidak pakai jilbab, asalkan saya berkelakuan baik. Saya lihat banyak wanita yang pakai jilbab, namun tingkah laku mereka tidak mencerminkan seorang muslimah yang baik. Sehingga saya tidak ingin memakai jilbab. Bagaimana pendapat ibu?

Istri tetanggaku : Annisa, sesungguhnya Allah SWT menjadikan seluruh tubuh wanita itu perhiasan, dari ujung rambut sampai ujung kaki. Segala sesuatu yang kita perlihatkan kepada orang yang bukan muhrim kita, akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT nanti, memakai jilbab adalah sebuah amalan yang harus diamalkan oleh setiap wanita, khususnya muslimah. Di akhirat kelak, akan diisi oleh kebanyakan wanita dibandingkan laki-laki. Hal ini salah satu akibat dari wanita yang meremehkan untuk memekai jilbab.

Kebanyakan mereka berkata ”saya belum siap memakai jilbab…., pakek jilbab merusak rambut…,pakek jilbab gerah”

Annisa : tapi yang saya lihat, banyak yang pakek jilbab kelakunnya tidak baik…

Isteri tetangga ku : jilbab hanyalah kain,tapi hakikat atau makna yang ada dibalik jilbab itu sendiri yang harus dipahami.

Annisa : jadi, hakikat jilbab itu apa Bu?

Isteri tetangga ku : hakikat jilbab adalah

v perlindungan zahir dan batin,

v tundukkan pandangan mu ketika berbicara dengan orang yang bukan muhrim mu,

v lindungi lidah mu dari mengumpat orang lain dan berbicara hal yang sia-sia. Lidah mu hendaklah senantiasa berdzikir jepada Allah SWT,

v lindungi telinga mu dari mendengar perkara yang mudhorat baik untuk dirimu ataupun masyarakat,

v lindungi hidung mu dari mencium bau yang busuk dan diharamkan,

v gunakan tangan mu untuk menolong saudara mu yang sedang kesulitan,

v jagalah kaki mu agar tidak menuju tempat maksiat,

v jagalah pikiran mu dari perkara yang mengundang syetan untuk memperdayai nafsu mu,

v jagalah hati mu dari sesuatu yang selain Allah SWT,

bila kamu sudah bisa mengamalkan hal ini, maka jilbab yang kamu pakai akan menyinari hati mu… itulah hakikat sebenarnya jilbab.

Annisa : Ibu, saya sekarang jadi tau kakikat memakai jilbab. Mudah-mudahan saya mampu mengenakan jilbab. Tapi, bagaimana saya melakukannya Bu?

Isteri tetangga ku : Duhai Nisa, bila kamu memakai jilbab, itulah rahmat dan hidayah dari Allah SWT bagi mu. Dan bila kamu mensyukuri rahmat dan hidayah itu, niscaya kamu akan kuat untuk melaksanakan amala-amalan jibab yang ibu terangkan tadi hingga mencapai kesempurnaan yang diinginkan Allah SWT.

Duhai Nisa, ingatlah suatu hari manusia dibangkitkan, ketika ditiup sangkakala yang kedua…pada saat roh-roh manusia beterbangan bagai anai-anai dan dikumpulkan pada satu padang yang tiada batas, tiada hewan maupun pohon untuk berteduh dari panasnya matahari yang berjarak satu jengkal di atas kepala, ketika manusia dicekam ketakutan yang begitu dahsyatnya sehingga sang ibu tidak lagi memikirkan anaknya, seorang anak yang tidak memikirka keselamatan ibunya, semuanya menangis karena hari itu Allah SWT murka dan tidak ada sorang pun yang dapatmenolong, kecuali amal soleh yang ia lakuan selama hidup di dunia.

Duhai Annisa, bila kita tidak memulai dan membiasakan beramal pada hari ini, entah jawaban apa yang kelak kita akan jawab ketika Zat yang Maha Agung, Maha perkasa, Allah SWT menanyai kita melalui malaikat Munkar dan Nakir.

Sampai disini saja yang dibaca oleh Adi yang merupakan kakak kandung dari alm. Nur Annisa.tulisan tersebut terhenti sampai di situ dan Adi melihat bekas tetesan air mata adik yang ia sayangi…

Subhanallah, ketika Adi membuka halaman selanjutnya, ada sebuah tulisan kecil dibawah halaman diari itu ”Buta, tuli, bisu…..seorang wanita yang tidak pernah melihat lelaki yang bukan muhrimnya, seorang wanita yang tidak pernah mendengar perkara yang mengundang murka Allah SWT, seorang wanita yang tidak pernah mengghibah orang lain dan berbicara sesuatu yang mengundang dosa dan sia-sia……

Tak tahan air mata Adi pun jatuh, semoga Allah SWT menempatkan Nisa di tempat yang terindah di akhirat Mu Ya Allah, yakni syurga Mu…..Aamiin………..

Semoga setelah temen-temen membaca kisah ini, senantiasa selalu di beri oleh Allah SWT rahmat dan hidayah- Nya kepada kita semua. Sehingga temen-temen ku yang akhwat pada hari ini mulai mengenakan jilbab dan mengamalkan hakikat jilbab itu sendiri sebagai wanita yang soleha

Dan insyaallah surga mendambagan kehadiran mu…

Dan gw juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari temen-temen, sehingga nantinya gw dapat menulis artikel yang jauh lebih baik

Jazakumulla khoiron katsiron

…………………

alghifari

Ditulis dalam ARTIKEL ISLAMI. Tag: . 4 Comments »